Pengikut

Kamis, 22 November 2012

Ayah

 

"""Jika ingin menjadi orang besar harus berjiwa besar, orang besar sanggup menghadapi cobaan besar, kau anakku harus berjiwa besar, bukan sebagai pecundang yg mudah tumbang jika diterjang gelombang, ingat itu anakku, kau bukanlah pecundang, kau adalah org besar bagi ayah, mungkin dunia seperti yg pernah kau katakan"

 

Terimakasih Ayah...

Semangat, dorongan dan doa yang senantiasa terselip disetiap sujudmu untukku. Semangat ini adalah anugrah terbesar yang kumiliki saat ini. 

Setelah segala rasa kecewa, sedih, terpuruk pernah merajai hati ini

Ayah itu...

Sosok kiriman Allah yang menjaga hatiku dari segala rasa gundah yang pernah menyesakkan dada ini. Tetaplah jadi seorang penjaga hatiku, penenang jiwaku untuk masa-masa dimana aku tidak sanggup tuk menghadapinya seorang diri

Aku hanya berharap, tak usah lagi menanyakan atau mencari seorang anak laki-laki

Karena..

Walau ayah tak punya anak laki-laki, aku ini bisa jadi apapun untuk ayah. Termasuk jadi seorang anak laki-laki, tapi dengan wujud seorang anak perempuan tentunya!!!

Hehehe....

"Ambo Sayang Ayah"




 




 

Rabu, 21 November 2012

Terimakasih Allah


FLASH BACK dulu boleh kali ya.. 

Hampir genap empat tahun aku mencoba menyelesaikan program S1 ku di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara(UMSU), namun, takdir membawaku untuk tidak menyelesaikan kuliahku disana, padahal hanya tinggal selangkah lagi. Tepat diakhir akhir semester 6 menjelang PPL, aku sakit.

Minggu-minggu pertama aku sakit, aku cukup menikmatinya, kuanggap saja sebagai waktu untuk sejenak beristirahat tanpa aktifitas dirumah itu awalnya.

Ternyata...
Minggu-minggu yang menyegarkan itu tak kunjung datang
satu bulan...tiga bulan, sampai akhirnya hampir satu tahun aku total tidak beraktifitas apa-apa. Aku bingung, perjalananku dalam kesakitan ini terasa cukup lama, hingga orangtuaku pun memutuskan untuk membawaku pulang kekampung, lalu kemudian kuliahku juga.harus terhenti sejenak, awalnya hanya cuti hinga akhirnya...

Hampir satu tahun hari-hariku kosong tak berwarna, berubah seketika, tanpa sahabat-sahabat yang kutinggalkan dikota dimana aku menuntut ilmu. Padahal aku masih ingin seperti mereka, berjalan bebas tanpa hambatan menjalani masa-masa kuliah hingga akhirnya diwisuda. Sederhana memang, sesederhana keinginanku saat aku belum sakit, ingin cepat cepat wisuda. Sesederhana keinginanku ingin memakai baju toga bersama-sama dengan teman seangkatanku atau foto bersama ayah, ibu dan dua adikku, sesederhana keinginanku ingin melihat ayah, umak , dan adik-adiku bangga punya seorang "aku" 

Tapi...
keinginanku yang sederhana itu belum bisa kuwujudkan seiring masalah kesehatan yang cukup membuatku menderita kala itu, saat itu aku benar benar kehilangan aku. Aku dan segudang harapanku, aku dan segudang keceriaanku dan aku dengan mimpi yang sederhana itu

Kuingat dulu... 
si umak dan ayah kerap menangis melihat kondisiku, keduanya berusaha tegar terus berkorban demi aku, mencari-cari siapa yang bisa mengobati anaknya ini, dan mengembalikan keceriaan anaknya.

Aku merasa berada disatu titik  " NOL" kehidupanku
NOL karnaku tidak ditemani oleh teman-temanku yang cukup banyak itu
NOL karna harapanku untuk wisuda tepat waktu tak terwujud sama sekali 
NOL karna hari hariku cukup sepi, menyiksa dan terasa cukup lama
NOL karna aku, keluargaku tak berharap banyak lagi padaku
NOL karna semua kesedihan didalam rumah yang sederhana itu bersumber dari aku
NOL karna setiap matahari terbit dipagi hari sampai terbenam di senja hari tak ada tawa lepas diwajahku

Aku hanya terus melemah dengan kesakitanku dan terus menangis dengan keputusasaanku

Awalnya aku sangat menyalahkan semuanya, satu persatu pertanyaan muncul disetiap hari-hari sulit yang kulalui, mengapa ujian ini mampir dihidupku?, mengapa harus aku yang merasakannya?, apa tidak bisa tunggu kuselesaikan dulu kuliahku?. Setumpuk pertanyaan menghantui setiap hari-hariku membuatku semakin merasa terpuruk ditengah-tengah banyaknya pertanyaan yang bermunculan di kepalaku.

Entahlah, yang jelas aku pasti akan menitikkan airmata jika terlarut mengingat moment moment itu.
Biar semua tersimpan menjadi kenangan dan pembelajaran hidup

Sampai Akhirnya....

76 kg...hahaha
Masa silam yang menyedihkan sedikit demi sedikit berlalu dan berangsur membaik, saat ini aku mencoba melanjutkan kembali catatan perjalanan hidupku dan mulai menyambung kembali kuliah yang dulu sempat terunda, satu persatu semangat mulai kembali pulang kebadan, seiring pertambahan berat badanku yang menanjak naik drastis, yagh rekor pertama 76 kg!!!hahaha.

Saat ini aku jadi lebih ingin bersyukur, bersyukur,dan bersyukur.

Terimakasih Ya Allah atas nikmat kesehatan yang kau berilagi pada hidupku
Terimakasih ya Allah atas izinmu aku bisa melanjutkan lagi kisah hidupku
Terimakasih Ya Allah atas semua pembelajaran dan hikmah yang kudapat
Terimakasih juga atas orang-orang yang kau hadirkan menemaniku dimasa-masa sulit itu.





Alhamdulillah...

Berlahan aku belajar memahami... 
Allah ingin memberiku pelajaran berharga dalam hidup, bahwa tak semua keinginan dan kehendak kita bisa berjalan mulus sekendak hati kita, bahwa sakit mengajarkanku bagaimana mensyukuri nikmat sehat, dan yang juga teramat penting adalah Allah memberiku pelajaran langsung tentang arti sebuah kesabaran, keikhlasan, dan semangat ditengah keputusasaan.