Pengikut

Senin, 25 November 2013

Satu Hadist

Tulisan ini aku buka dengan satu hadist yang menuntunku bergabung ke salah satu organisasi non profit yang ada di Medan yakni Pemuda Peduli Panti (TRIPLE-P) Medan



"Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)"


Pada akhir semester tujuh selepas melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) secara tidak sengaja aku menemukan community page di Facebook, aku pun tertarik untuk mencari tahu komunitas yang satu ini, tanpa pikir panjang lalu langsung mendaftar secara online, tentu saja karna yang ada difikiranku saat itu adalah komunitas ini adalah komunitas yang positif, karena salah satu kegiatan utamanya adalah mengajar secara cuma-cuma, berbagi ilmu dengan anak-anak di panti asuhan. Jadilah selang beberapa hari aku ikut menjadi salah satu volunteer di Triple-P. 

Aku menjadi salah satu pengajar bahasa inggris di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah, otomatis semua adik-adik yang ada dipanti asuhan tersebut adalah putra semuanya. Pada awal-awal mengajar saat itu kami berjumlah sekitar enam orang, ada yang mengajar matematika dan bahasa indonesia juga kala itu. Hanya selang beberapa minggu semangat pun mulai kendur, satu persatu volunteer menghilang, mungkin karena kesibukan masing-masing apalagi kami mengajar dipanti pada malam hari, dan itu juga menjadi satu alasan bagi volunteer lain, ya..merasa tidak aman pulang kerumah jika kemalaman. Hingga pada saat aku menulis catatan ini hanya tersisa dua orang volunteer dipanti yang kami asuh. 

Selama kurang lebih delapan bulan mengajar sebagai relawan di panti, terkadang rasa jenuh, bahkan malas kerap menghantui, terkadang rasa itu bisa kulawan namun terkadang aku gagal. Padahal jika dipikir hanya satu jam saja pertemuan itu berlangsung itupun hanya satu kali seminggunya.

Aku akui cukup sulit memang menangani adik-adik ini apalagi memang mereka putra semuanya. Kenakalan mereka, merasa tidak dihargai saat mengajar,bercampur dengan rasa kewalahan, capek, jenuh dan sebagainya sering mampir dipikiranku.



Namun ditiap hari itupula selalu ada pesan tersirat yang berlahan membawaku pada pendewasaan diri, belajar sabar, belajar ikhlas, dan belajar untuk berbagi,

Satu hadist itu yang telah membawaku ada disana, berkumpul dengan adik-adik panti, berbagi sedikit ilmu yang kumiliki, walau tak kupungkiri terkadang aku kalah dengan godaan-godaan setan yang menghalangiku tuk berjumpa adik-adik panti di satu kali seminggu dimalam hari.

Satu hadist itu juga yang telah menuntunku berjumpa dengan teman-teman yang menginspirasi...

Semoga satu hadist itu pulalah yang mudah-mudahan bisa membuatku menjadi manusia yang lebih baik untuk kedepannya, membuatku semakin mencintai dan dicintai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

Amin Ya Allah...

_ menjelang magrib"25/11/13"_


Sabtu, 13 April 2013

Penguasa Hati



 Penguasa hati . . .
Pantaskah aku meminta mata air penyejuk hati ini
Seumpama air zam-zam yang membuat hati siti hajar bahagia
dikala mampu menyejukkan dahaga ismail
Sepertinya masih tak pantas
Hati ini hanyalah hati yang kaku namun berdetak
Hati ini hanyalah hati yang yang tak berdaya namun angkuh
Angkuh? Padahal tak bernilai sama sekali
Mungkin hanya pantas untuk malu
Jika sujud pun masih setengah-setengah.
Jika mata melihat namun  buta
Jika  telinga mendengar namun tuli
Jika Kaki melangkah namun tak terarah
Apa jadinya aku tanpamu?
Penguasa hati . . .
Hanya engkau yg tahu rahasia hati ini
Hanya engkau yang tahu jeritan hati ini
Padahal. . .
Hatiku adalah hatimu
Bisa kau ambil
kapan saja  engkau mau





Rabu, 10 April 2013

Terimakasih Mak

Jika ada wanita yang paling hebat dalam hidupku, dia adalah ‘umak ambo’, sebenarnya tak ada kata yang mampu untuk menjelaskan seberapa hebatnya dia, walau catatatan ini kutulis sampai berjuta-juta jumlah katapun itu belum jua cukup. Sampai sedewasa ini aku masih menyandarkan segala asa dan rasa yang kujalani dibumi ini termasuk tempat ku meneteskan bulir-bulir air mata ketika kepedihan tak mampu kusimpan lagi sendiri.
Segala pengorbananmu tak akan pernah mampu untuk kuganti dengan apapun...
Umak ambo yang selalu menelfon hampir empat kali dalam sehari...
Umak ambo yang selalu cemas memikirkanku jika kepala ini kembali membuat ulah
Umak ambo yang selalu memicu semangatku untuk tidak putus asa walau seberat apapun masalah 
Umak ambo yang selalu mengajarkanku untuk selalu bersyukur atas nikmat kesehatan yang kembali  kureguk
Umak ambo yang selalu menerima kegagalanku dan menyimpan kekecewaannya dari pelupuk mataku
“Terimakasih Mak"
Wajahmu adalah semangatku
Tanganmu adalah penolongku
Bahumu adalah sandaranku
Karena dirimu Mak...
Diri ini tetap bertahan untuk berdiri kokoh ditengah kegilaan dunia yang berulangkali mencoba merobohkanku”

“May Allah always give you healthy, happiness, long life and bring you to the beautiful moments in your life, now and forever”
”Ambo Sayang Umak”



(Umak ambo’ dibaca: Ibuku)