Pengikut

Rabu, 15 Januari 2014

[#FF2in1] ~ Flash Fiction 2in1 _Error_

Malam ini aku kembali mengotak-atik kata, konsentrasi pada satu hal, dan harus fokus. 
"ngiung...ngiung...ngiung..." nyamuk-nyamuk ini membuat konsentrasi ini sedikit buyar, tapi sejujurnya aku tak bisa menyalahkan si nyamuk. Ada satu hal yang masih mengganjal mampir terdiam lalu bertahan dikepalaku,
 "Dia" yang satu ini cukup aneh...sungguh aneh!
Jarang menyapa, tapi sorotan matanya mampir terus didinding-dinding kamar.
"Tidak...!!!aku benar-benar harus fokus malam ini "

xasnjaxksxjhsjhxkajsjaxsj...
"Waduh, luapan kata-kata berantakan ini, adalah luapan hati yang lagi error, disaat semakin kucoba meletakkan kefokusan ini pada satu titik tanpa "dia", dan aku gagal lagi....
Jadilah catatan catatan yang harus kuselesaikan ini menggantung begitu saja 

Aku memang kehabisan kata-kata melanjutkan coretan-coretan pena malam ini, 
"Dia" yang mengganggu dan kuharap suatu saat "dia" bertanggung jawab pada semua 'ke'erroran ini"



Senin, 13 Januari 2014

Catatan Sahabat

"Catatan ini adalah milik seorang teman "Chom" namanya, dulu saat pertama kali membaca catatan ini, perasaan mendadak jadi melow, ada rasa haru, sedih dan bahagia. Ternyata dulu dimasa-masa sulit itu, diam-diam ada juga doa dan janji  yang mengalir mendayu dalam catatan indah ini. Catatan ini aku 'copy paste' dari blognya agar tersimpan pula diblog ini dan menjadi kenangan terindah, insyaallah seindah persahabatan itu jua "
                                                                           --------
Pada akhirnya aku menjadi besar, perlahan matang dan kian dewasa, bahkan dewasa dalam memilih teman.  Genpanter, sekelompok orang yang didalamnya adalah sahabat-sahabatku. Berawal dari terjunnya aku disalah satu organisasi yang ada dikampusku. Kami semua sama-sama diterima menjadi anggota muda setelah diinisiasi. Kami berjumlah 17 orang, namun sekarang hanya tinggal beberapa saja.
Mereka semua sahabatku yang hebat-hebat, begitu juga dengan Coal (Begitu aku memanggilnya). Dibandingkan dengan yang lain aku lebih dekat dengannya. Pintar, periang, dan tak jarang tubuhnya berputar kesana-kemari. Aku juga bingung apa yang dilakukannya, Begitu aktifnya dia. Banyak hal yang dapat kulakukan ketika bersamanya. Mengerjakan tugas kuliah, liputan, sampai terkadang karena asiknya kami suka bergunjing bersama diperpustakaan dan warung bakso Obama.
-coalchom- *
Sungguh persahabatan yang aku rasa sangat sempurna. Sampai akhirnya Coal tak pernah mau lagi berkumpul dengan kami. “ Mungkin dia sedang banyak tugas” ujar tian dan kiki yang juga sahabat kami. Tapi aku yakin ada sebuah masalah yang dialaminya.
Saat itu aku tidak tahu persis apa masalahnya, kami tidak membicarakannya secara terperinci. Aku hanya tahu pasti dia punya masalah. Pada saat itu, kami merasa tidak perlu terlalu membahas kisah-kisah sedih. Bisa duduk bersama dan tertawa sudah cukup. Karena itu aku menyesal, telah menjadi sahabat yang tak mengerti.
Malam itu cahaya gelap melesat kemataku, aku terjaga dari tidurku, beranjak dari kasur menuju kursi computer. “Mimpi buruk tentang Coal”, langsung ku ambil Handphoneku dan membuka file multimedia, view imange, coal feat me. File foto yang ku pandangi malam itu. Apa yang terjadi padanya? Tanyaku pada hening malam.
Paginya aku mendapat kabar langsung darinya. Bahwa ia terkena penyakit ………? Pada saat itu aku merasa bahwa aku tidak cukup hebat, untuk disebut sebagai sahabat, karena aku bahkan tidak mengerti alasan mengapa ia selalu menyendiri. Aku bahkan tidak ada disampingnya ketika ia merasa sakit. Sekarang Coal telah mengundurkan diri dari organisasi, bahkan ia juga mengambil cuti kuliah.
Tiga minggu lamanya kami tidak bertemu, akhirnya aku dan teman-teman menjenguknya. Aku memberanikan diri melangkahkan kaki masuk kerumahnya. Sementara gelombang kesedihan terus menyeretku. Kupertahankan konsentrasiku untuk terus melangkah dan duduk tenang disampingnya.
“Apa kabar kau?”
“Baik!!!!” ujarnya dengan lantang.
Meskipun sakit dia tetap lantang dan tersenyum.
Sampai saat ini aku belum menjenguknya lagi, orangtuanya membawanya keluar kota. Namun komunikasi kami tetap lancar. Dia selalu mengabariku, bahkan ia tak pernah menuntut apapun kepadaku. Meski ku tahu sebenarnya banyak hal yang ia ingin lakukan bersamaku. Aku hanya bisa menyatakan keinginanku yang kuat kepada Allah “Sembuhkan Coal dari penyakitnya”. Seandainya Allah mengabulkan doaku, aku tidak akan melakukan kesalahan itu lagi. Membiarkan dia sendiri dalam sepi. Aku bahagia, karena akhirnya dia siap untuk hidup kembali.
Untuk sahabat : Mysarah Batubara,




(Terimakasih atas catatan indah itu sahabat)
bagiku....

Sahabat itu jawaban hati
Jika hati menyimpan rahasia
Sahabat tahu tanpa bertanya
Jika hati menanggung luka
Sahabat tahu apa obatnya
Jika hati berputus asa
Sahabat tahu menyambung asa
Sahabat itu jawaban hati, dialah sang penjawab segala jika yang masih meragu




Jumat, 10 Januari 2014

Terjun bersama-NYA

"Manusia berteman dgn rencana, namun rencana lebih tunduk pada keputusan Illahi, saat rencana tak bersanding dengan kenyataan, diri ini merasa paling tahu, dan menyalahkan keputusan-Nya. 
Ampunkan diri ini Ya Allah karena pernah berada dititik rasa putus asa yang tak Engkau sukai, padahal keputusanmu selalu yang terbaik, Engkaulah Yang Maha Tahu akan segalanya"


Aku sebut saja keadaanya seperti terjun payung mungkin, tapi tanpa payung apalagi sayap..namun sayangnya aku melewatkan begitu saja moment-moment indah melintasi udara tanpa menyapa kelembutan awan, keramahan rintik-rintik hujan serta melewatkan keanggunan lukisan alam. Aku takut, bersitegang dengan keadaan, menutup mata dan tak berani melihat apa-apa. 

Padahal walau tanpa payung apalagi sayap, seharusnya aku bisa menikmati malah harusnya mensyukuri salah satu "shocking moment" yang merupakan bentuk perhatian-Nya pada ummatnya. Ada Allah yang selalu menemani dan tak akan pernah meninggalkan ummatnya begitu saja, Apalah arti ketakutan itu jika ada jaminan bahwa Allah tidak akan menguji ummatnya diluar batas kemampuannya. 

Janji Allah itu benar...
Perlahan demi perlahan aku hampir tiba dilandasan, tentu saja atas pengawalan dan penjagaan-Nya.
Semangat kembali pulang, ketegangan mulai memudar lalu membuka mata, kemudian bergegas merajut asa yang sempat tertunda

Terjun bersama-NYA dan akhirnya wisuda juga

Sampai akhirnya...
Dua tahun penantian atas satu rencana yang sempat pupus akhirnya menghampiri jua, satu pinta sederhanaku dulu, akhirnya ratapan, ketakutan dan ketegangan itu dibayar lunas *lebay ya?hahaha*
Alhamdulillah!!!
Horee, akhirnya....