"Catatan ini adalah milik seorang teman "Chom" namanya, dulu saat pertama kali membaca catatan ini, perasaan mendadak jadi melow, ada rasa haru, sedih dan bahagia. Ternyata dulu dimasa-masa sulit itu, diam-diam ada juga doa dan janji yang mengalir mendayu dalam catatan indah ini. Catatan ini aku 'copy paste' dari blognya agar tersimpan pula diblog ini dan menjadi kenangan terindah, insyaallah seindah persahabatan itu jua "
--------
Pada akhirnya aku menjadi besar, perlahan matang dan kian dewasa, bahkan dewasa dalam memilih teman. Genpanter, sekelompok orang yang didalamnya adalah sahabat-sahabatku. Berawal dari terjunnya aku disalah satu organisasi yang ada dikampusku. Kami semua sama-sama diterima menjadi anggota muda setelah diinisiasi. Kami berjumlah 17 orang, namun sekarang hanya tinggal beberapa saja.
Mereka semua sahabatku yang hebat-hebat, begitu juga dengan Coal (Begitu aku memanggilnya). Dibandingkan dengan yang lain aku lebih dekat dengannya. Pintar, periang, dan tak jarang tubuhnya berputar kesana-kemari. Aku juga bingung apa yang dilakukannya, Begitu aktifnya dia. Banyak hal yang dapat kulakukan ketika bersamanya. Mengerjakan tugas kuliah, liputan, sampai terkadang karena asiknya kami suka bergunjing bersama diperpustakaan dan warung bakso Obama.
|
-coalchom- * |
Sungguh persahabatan yang aku rasa sangat sempurna. Sampai akhirnya Coal tak pernah mau lagi berkumpul dengan kami. “ Mungkin dia sedang banyak tugas” ujar tian dan kiki yang juga sahabat kami. Tapi aku yakin ada sebuah masalah yang dialaminya.
Saat itu aku tidak tahu persis apa masalahnya, kami tidak membicarakannya secara terperinci. Aku hanya tahu pasti dia punya masalah. Pada saat itu, kami merasa tidak perlu terlalu membahas kisah-kisah sedih. Bisa duduk bersama dan tertawa sudah cukup. Karena itu aku menyesal, telah menjadi sahabat yang tak mengerti.
Malam itu cahaya gelap melesat kemataku, aku terjaga dari tidurku, beranjak dari kasur menuju kursi computer. “Mimpi buruk tentang Coal”, langsung ku ambil Handphoneku dan membuka file multimedia, view imange, coal feat me. File foto yang ku pandangi malam itu. Apa yang terjadi padanya? Tanyaku pada hening malam.
Paginya aku mendapat kabar langsung darinya. Bahwa ia terkena penyakit ………? Pada saat itu aku merasa bahwa aku tidak cukup hebat, untuk disebut sebagai sahabat, karena aku bahkan tidak mengerti alasan mengapa ia selalu menyendiri. Aku bahkan tidak ada disampingnya ketika ia merasa sakit. Sekarang Coal telah mengundurkan diri dari organisasi, bahkan ia juga mengambil cuti kuliah.
Tiga minggu lamanya kami tidak bertemu, akhirnya aku dan teman-teman menjenguknya. Aku memberanikan diri melangkahkan kaki masuk kerumahnya. Sementara gelombang kesedihan terus menyeretku. Kupertahankan konsentrasiku untuk terus melangkah dan duduk tenang disampingnya.
“Apa kabar kau?”
“Baik!!!!” ujarnya dengan lantang.
Meskipun sakit dia tetap lantang dan tersenyum.
Sampai saat ini aku belum menjenguknya lagi, orangtuanya membawanya keluar kota. Namun komunikasi kami tetap lancar. Dia selalu mengabariku, bahkan ia tak pernah menuntut apapun kepadaku. Meski ku tahu sebenarnya banyak hal yang ia ingin lakukan bersamaku. Aku hanya bisa menyatakan keinginanku yang kuat kepada Allah “Sembuhkan Coal dari penyakitnya”. Seandainya Allah mengabulkan doaku, aku tidak akan melakukan kesalahan itu lagi. Membiarkan dia sendiri dalam sepi. Aku bahagia, karena akhirnya dia siap untuk hidup kembali.
Untuk sahabat : Mysarah Batubara,
(Terimakasih atas catatan indah itu sahabat)
bagiku....
Sahabat itu jawaban hati
Jika hati menyimpan rahasia
Sahabat tahu tanpa bertanya
Jika hati menanggung luka
Sahabat tahu apa obatnya
Jika hati berputus asa
Sahabat tahu menyambung asa
Sahabat itu jawaban hati, dialah sang penjawab segala jika yang masih meragu